Rabu, 04 Juli 2012

Prospek Investasi di Indonesia


Investasi di Indonesia sebenarnya sangat menguntungkan, dan banyak yang belum dikembangkan, dari segi budaya, kulinernya yang unik, dan bahkan bidang pariwisatanya. Pemerintah indonesia harusnya mengarahkan masyarakat kepada usaha-usaha mandiri.

BKPM Terus Promosikan Investasi Indonesia

Petumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir diharapkan meningkatkan jumlah investasi di Indonesia.
“Ekonomi kita tumbuh luar biasa, tapi masih lebih banyak dipengaruhi perdagangan. Kita berharap investasi juga dapat terus bertumbuh,” ujar Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan, Humas dan TU Pimpinan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Johny F Djafar dalam kunjungannya ke Redaksi SP, Jakarta, Rabu (9/5).
Salah satu contoh, disampaikan Johny adalah Tiongkok. Dari sisi perdagangan dengan Indonesia, Tiongkok merupakan salah satu negara utama. Namun dari isi investasi, Tiongkok tak masuk 10 besar negara investor di Indonesia. “Lima besar investor adalah Singapura, lalu Jepang, kemudian Korsel, British Virgin Island dan Belanda,” sebut Johny.
Karenanya, lanjut Johny, BKPM terus berupaya untuk mempromosikan peluang investasi di Indonesia ke luar negeri maupun investor dalam negeri. Pada kuartal pertama tahun ini, kerja tersebut telah membuahkan hasil. BKPM mencatat, realisasi investasi di sepanjang kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 71,2 triliun. “Jumlah tersebut naik 32,8 persen dibanding realisasi di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 53,6 triliun,” ujar Johny.
Didominasi
Dipaparkan Johny, nilai investasi tersebut masih didominasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 51,5 triliun. Sedangkan, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) naik menjadi Rp 19,7 triliun dari sebelumnya Rp 14,1 triliun. Capaian tersebut, lanjut Johny, secara triwulan merupakan yang terbesar dalam sejarah.
Untuk itu, sejumlah upaya terus dilakukan BKPM. “Dari segi birokrasi, kita sudah menerapkan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Jadi investor kalau mau berinvestasi tidak perlu lagi melewati jalur birokrasi yang panjang dan banyak. Lewat PTSP ini, urusan perizinan jadi lebih mudah,” terang Johny. Dia menambahkan, PTSP juga telah diterapkan di seluruh provinsi.
“Semua provinsi sudah ada, dan untuk kabupaten/kota masih terus berjalan. Ada yang membuat badan khusus, ada juga yang tetap satu dengan BKPMD. Yang penting dia meliputi tiga bidang, yaitu pelayanan, pengendalian pelaksana dan promosi,” tuturnya.
Lebih jauh, disampaikan Johny, daerah dapat menyetujui penanaman modal di bawah Rp10 miliar. “Jadi tidak perlu lagi semua ke pusat. Tapi kalau ada di atasnya, harus berkoordinasi dengan pusat,” terangnya. Namun untuk PMA, lanjut Johny, semua masih diputuskan di pusat.
Promosi untuk menarik investor asing juga terus dilakukan BKPM. Di sejumlah negara, BKPM mendirikan IIPC (Indonesia Investment Promotion Center) sebagai promosi peluang investasi di Indonesia.
“Saat ini sudah ada di tujuh Negara, yakni Taiwan, Abu Dabhi, Singapura, Jepang, Australia, Inggris dan Amerika Serikat,” sebutnya. [YHD/M-6]
Saat ini potensi investasi sektor pertanian tidak terbatas pada on farm atau budidaya saja. Melainkan sangat terbuka untuk investasi di sub sektor hulu, hilir serta sub sektor penunjang.
Saat ini, sekitar 70 persen produk pertanian Indonesia dijual dalam bentuk primer. Seperti biji kakao, CPO, jagung, dan buah-buahan. Di sisi lain Indonesia banyak impor produk-produk olahan.
Selain rawan fluktuasi harga yang berdampak pada pendapatan petani, juga kehilangan peluang mendapatkan nilai tambah. Selama ini nilai tambah banyak dinikmati negara lain yang banyak impor bahan primer dari Indonesia.
Apabila 50 persen produk pertanian primer bisa diolah di dalam negeri, maka banyak keuntungan yang didapat. Misalnya meningkatnya sumber pendapatan negara dari pajak, turunnya pengangguran, berkembangkan usaha pertanian on farm, tumbuh dan menyebarnya pusat-pusat ekonomi, meningkatnya daya beli masyarakat, mengurangi pengeluaran devisa, mengurangi urbanisasi serta efek lanjutan akibat tumbuhnya industri pengolahan.
Banun mencontohkan, Swiss sangat maju dengan industri pengolahan coklat. Padahal mereka tidak punya kebun kakao. Di sub sektor hulu, juga banyak peluang investasi untuk industri benih. Kebutuhan benih tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan terus meningkat seiring peningkatan konsumsi.
Untuk meningkatkan investasi tersebut, perlu dukungan sub sektor penunjang. Seperti sumber pembiayaan perbankan yang kompetitif, industri alat dan mesin pertanian, serta pengembangan teknologi.



Indonesia Harus Dorong Investasi Bersama di ASEAN

Kuala Lumpur, (Analisa). Indonesia harus mendorong terlaksananya investasi bersama atau "joint investment" antara dunia usaha Indonesia dengan dunia usaha anggota ASEAN lainnya guna memanfaatkan peluang dalam mengembangkan perekonomian di kawasan itu.
"Saya pikir "joint investment" harus didorong," kata Direktur Investasi PT Jamsostek, Elvyn G Masassay usai menjadi panelis dalam CIMB ASEAN Conference 2012 di Kuala Lumpur, Rabu (13/6).

Menurut Elvyn Masassay, pemerintah harus mempermudah agar perusahaan di ASEAN mau melakukan investasi bersama dengan dunia usaha nasional di Indonesia. Begitu juga sebaliknya, perlu dipermudah agar perusahaan Indonesia mau melakukan investasi bersama di negara-negara anggota ASEAN.

Dikatakannya untuk memanfaatkan peluang di kawasan ASEAN perlu didukung oleh regulasi dari pemerintah agar usaha-usaha konkrit bisa dilaksanakan.

Sementara Direktur Utama PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi, mengatakan, masing-masing anggota ASEAN sudah memiliki "political will" dalam memanfaatkan peluang dalam mengembangkan perekonomian di kawasan itu, terbukti dengan telah disetujuinya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.

Guna menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN itu, investor lokal Indonesia perlu didorong supaya ketergantungan terhadap investor asing bakal berkurang. "Jadi jika sewaktu-waktu investor asing itu meninggalkan kita, kita sudah siap," katanya. Untuk itu, katanya diperlukan regulasi yang mendukung serta harmonisasi kebijakan supaya investor lokal terus meningkat perannya.

Kemauan Politik

Sebelumnya, Dekan Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore, Kishore Mahbubani, pembicara kunci dalam CIMB ASEAN Conference 2012, mengatakan, ASEAN dalam jangka panjang tetap memiliki peluang dalam mengembangkan perekonomian,sehingga diperlukan kemauan politik atau "political will" dari masing-masing anggotanya untuk memanfaatkan peluang itu.(Ant) 


sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/06/26/14465387/Dorong.Investasi.Pertanian.ke.Hulu.dan.Hilir
http://bp3md.tanahbumbukab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=180:bkpm-terus-promosikan-investasi-indonesia&catid=45:artikel&Itemid=107 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar